“Tetapi bukan berarti Anda harus membelikan ponsel dengan fitur yang minim kepada anak perempuan,” ujar Sosiolog Universitas Alabama Birmingham Sheila Cotten.
Tim peneliti memikirkan adanya perbedaan tingkat kecerdasan menyangkut teknologi antara anak laki-laki dengan anak perempuan, karena hasil pendidikan.
“Anak laki-laki seringkali diajari untuk lebih banyak menjelajah dan kreatif dengan teknologi dan tidak takut mengambil peran. Jadi hal tersebut menimbulkan penggunaan ponsel yang lebih tinggi di antara anak laki-laki,” kata Cotten.
Sementara anak perempuan yang terlihat tidak aktif, tampaknya memang mengacuhkan fitur yang lebih canggih yang tersedia di ponsel mereka.
Cotton mengkhawatirkan akibat yang mungkin timbul bagi anak perempuan bukan saat ini melainkan nanti di masa yang akan datang.
“Hal itu dapat mempengaruhi tipe pekerjaan dan tingkat keahlian yang akan dimiliki oleh anak perempuan,” ujar Cotton.
“Jika mereka tidak tertarik menjelajah atau mengambil bagian lebih dalam teknologi, mereka akan kurang suka dalam mengambil keahlian ilmu komputer, sains dan matematika.”
Dalam studi ini, Cotton dan timnya melakukan survei terhadap 1.000 siswa anak sekolah menengah dengan umur antara 11-13 tahun.
Anak-anak tersebut ditanyakan tingkat perbedaan penggunaan ponselnya dalam skala 0-5, dengan angka 0 berarti tidak pernah dan 5 berarti beberapa kali dalam sehari.
Anak laki-laki mendapatkan skor yang lebih tinggi dalam memainka game, berbagi gambar dan video, mendengarkan musik dan mengirim email.
Sementara hasil studi menunjukkan sebuah kesan anak laki-laki lebih terobsesi terhadap perangkat ponsel daripada anak perempuan.
Anak perempuan faktanya tidak lebih konsumtif dalam berkomunikasi, keduanya menghabiskan rata-rata 2 jam per hari untuk berbicara dan mengirim teks melalui ponselnya.
0 komentar:
Jadi Apa Pendapat Anda...???